Rangkuman Koneksi Antar materi - Modul 3.1

 “Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun melarang mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik” (Mengajari anak berhitung itu baik-baik saja tetapi mengajari mereka apa yang berhitung adalah yang terbaik). Bob Talbert

Ada makna yang terdapat pada kutipan di atas. Menurut saya makna tersebut merupakan sebuah pesan kepada guru untuk tidak hanya sekedar memberi ilmu. Hal ini selaras dengan tujuan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, yakni menuntun segala kodrat pada murid-murid, agar mereka dapat menjadi manusia yang mandiri, bahagia dan bahagia baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Kita tidak hanya sekadar melarang ilmu berhitung, teotitis, logika dan ilmu pengetahuan lainnya, namun lebih dari itu. Kita megajarkan bagaimana mereka memiliki kedudukan mulia di sisi Tuhan YME , nilai-nilai kebaikan yang menjadikan anak didik memiliki kedudukan yang sangat berharga di lingkungan masayarakat, Nilai-nilai kebaikan yang diakui secara umum dan menjadi sumber dasar seseorang dalam mengambil sikap (keputusan) dan berperilaku.

Pertanyaan pemantik

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan keputusan pengambilan sebagai seorang pemimpin?

Ing Ngarsa Sung Tulodo

Sebagai seorang pemimpin harus mampu memberikan teladan terutama dalam pengambilan keputusan yang mampu membawa kebaikan bagi lembaga. Melalui pengambilan keputusan yang tepat, maka itu menjadi sebuah cerminan akan kompetensi yang dimiliki oleh seorang pemimpin.

Ing Madya Mangun Karsa

Pemimpin yang memiliki ide, prakarsa dalam membangun suasana yang kondusif serta mewujudkan kepemimpinan yang kolaboratif, maka akan dapat mewujudkan potensi yang dimiliki oleh setiap anggotanya. Dengan berkembangnya potensi yang dimiliki oleh setiap anggotanya terutama dalam pengambilan keputusan yang tepat bagi dirinya, maka setiap pribadi akan menjadi manusia yang seutuhnya.

Tut Wuri Handayani

Pemimpin yang mampu mendorong anggotanya untuk dapat mengembangkan potensi terbaiknya melalui pengambilan keputusan yang bertanggungjawab. Memberi kesempatan yang luas dengan bekal ilmu yang dimiliki untuk bisa mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri merupakan pengejewantahan dari proses belajar manusia dalam lingkup sosialnya. Ia aktif membangun pengetahuan dan pengalaman, sehingga muncullah karakter yang sejalan dengan nilai-nilai kebaikan yang universal. Melalui nilai-nilai yang dibangun secara aktif inilah manusia tergerak, bergerak dan menggerakkan segala perubahan yang ada pada diri maupun lingkungannya. Dengan nilai-nilai yang tertanam, maka manusia akan dapat menerapkan prinsip-prinsip dalam setiap pengambilan keputusan yang bertanggungjawab.

3. Bagaimana pengambilan keputusan materi berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut sudah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas sebelumnya.

Berkaitan dengan pengambilan keputusan material, proses coaching yang dilakukan oleh Pendamping atau fasilitator, benar-benar efektif dalam memperdayakan coachee meningkatkan keterampilan untuk dapat diterapkan dalam setiap pengambilan keputusan. Mengingat proses yang panjang dan telah melalui berbagai pertimbangan dan pengujian, maka keputusan yang telah diambil akan berjalan dengan efektif dan tidak lagi menyisakan tanya yang tentu menjadi penanda, bahwa keputusan itu masih belum final. Apabila masih menyisakan ruang tanya yang berkaitan dengan keputusan yang telah diambil, maka sesi coaching akan dapat membantu coachee menemukan solusi yang terbaik untuk nantinya dijadikan dasar pengambilan keputusan.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yang terdiri dari kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan hubungan dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab sangat berpengaruh bagi setiap orang untuk pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika. Apalagi didalam KSE juga sudah membahas pengambilan keputusan yang bertanggungjawab. Oleh karena itu orang akan dapat mengambil keputusan yang bertanggung jawab berbekal kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial untuk dapat berelasi dengan baik.

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali ke nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Seorang pendidik, tentu akan mengalami hal-hal yang bersifat dilema etika terutama bila diharuskan mengambil keputusan yang sulit atau berat untuk diputuskan, mengingat ia menghadapi kejadian yang benar-benar melawan. Dengan bekal nilai-nilai yang tertanam didalam dirinya, maka ia akan berproses sedemikian rupa untuk bisa memutuskan suatu permasalahan dengan baik. Setiap individu adalah unik dan ia akan mampu menemukan solusi pemecahan yang terbaik bagi diri dan lingkungannya.

6. Bagaimana cara pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?

Pengambilan keputusan yang tepat pastilah mencerminkan nilai dan karakter Individu yang bersifat objektif, dan tentunya harus bisa melepaskan diri dari belenggu subyektifitas. Sebab subyektifitas akan dapat mengabaikan beberapa nilai atau prinsip orang lain, maka dapat dipastikan, keputusan yang diambil tidak akan membangun suasana yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Hanya dengan bekal objektifitas, berdiri di atas semua kepentingan yang akan dapat mewujudkan keamanan dan kenyamanan setiap orang. 

7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat mengatur pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

 Tantangan muncul karena masalah perubahan paradigma dan budaya sekolah yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun. Di antaranya adalah sistem yang terkadang memaksa guru untuk memilih pilihan yang salah atau kurang tepat dan tidak berpihak kepada murid. Yang kedua tidak semua warga sekolah berkomitmen tinggi untuk menjalankan keputusan Bersama. Yang ketiga keputusan yang diambil terkadang tanpa sepenuhnya melibatkan guru sehingga muncul banyak kendala dalam proses pelaksanaan pengambilan keputusan.

8. Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Menurut pendapat saya, semua tergantung pada keputusan seperti apa yang diambil, apabila keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid dalam hal ini tentang metode yang digunakan oleh guru, media dan sistem penilaian yang dilakukan yang sudah sesuai dengan kebutuhan murid, maka hal ini akan dapat memerdekakan murid dalam belajar dan pada akhirnya murid dapat berkembang sesuai dengan potensi dan kodratnya. Namun sebaliknya apabila keputusan tersebut tidak berpihak kepada murid, dalam hal metode, media, penilaian dan lain sebagainya maka kemerdekaan belajar murid hanyalah sebuah omong kosong belaka dan tentunya murid tidak akan dapat mengembangkan potensi dan kondratnya.

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan muridnya?

Ketika guru sebagai pemimpin pembelajaran melakukan pengambilan keputusan yang memerdekakan dan berpihak pada murid, maka dapat dipastikan murid-muridnya akan belajar menjadi orang-orang yang merdeka, kreatif, inovatif dalam mengambil keputusan yang menentukan bagi masa depan mereka sendiri. Di masa depan mereka akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang matang, penuh pertimbangan dan cermat dalam mengambil keputusan-keputusan penting untuk kehidupan dan pekerjaannya.

Keputusan yang berpihak kepada murid harus melalui pertimbangan yang sangat akurat dimana dilakukan terlebih dahulu krisis terhadap minat belajar, profil belajar dan kesiapan belajar murid untuk kemudian dilakukan pembelajaran berdiferensiasi yaitu melakukan diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk.

10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari materi modul pembelajaran ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

 Kesimpulan yang didapat dari modul pembelajaran ini yang dikaitkan dengan modul-modul sebelumnya adalah :

Keputusan pengambilan adalah suatu kompetensi atau keahlian yang harus diwakilkan oleh guru dan harus ditujukan kepada filosofi Ki Hajar Dewantara yang ditugaskan sebagai pimpinan pembelajaran.

Pengambilan keputusan harus berdasarkan pada budaya positif dan menggunakan alur BAGJA yang akan mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being).

Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki kesadaran penuh (mindfullness) untuk menghantarkan muridnya menuju profil pelajar pancasila.

11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengambilan keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan? 

Empat paradigma pengambilan keputusan yaitu

Individu lawan masyarakat (individu vs komunitas)

Rasa keadilan lawan rasa kasihan (keadilan vs belas kasihan)

Kebenaran lawan kesetiaan (kebenaran vs kesetiaan)

Jangka pendek lawan jangka panjang (jangka pendek vs jangka panjang)

Pentingnya mengidentifikasi paradigma ini, bukan hanya mengelompokkan permasalahan, namun membawa penajaman bahwa situasi yang saya hadapi betul-betul mempertentangkan antara dua nilai-nilai inti kebaikan yang sama pentingnya.

Saya juga sudah memahami tentang tiga prinsip pengambilan keputusan yang terdiri atas 3 prinsip yaitu

Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

Berpikir Berbasis Rasa Peduli

Konsep lain yang sangat penting adalah 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Saya merasa langkah ini sangat penting untuk memantapkan keputusan yang saya ambil, jika saya sudah melakukan 9 uji ini maka saya bisa memastikan keputusan saya efektif. Menurut saya, 9 langkah ini sangat detail dan terstruktur serta memudahkan dalam mengambil keputusan karena runut dan terpola dengan baik

9 langkah tersebut adalah

Langkah 1 : Mengetahui bahwa ada nilai-nilai yang saling berlawanan dalam situasi ini.

Langkah 2 : Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini 

Langkah 3 : Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini

Langkah 4 : Pengujian benar atau salah, yang terdiri atas:

Uji Hukum

menyangkut aspek pelanggaran hukum. Bila jawabannya iya, maka pilihan yang ada bukanlah antara benar lawan yang benar, namun antara benar lawan salah. Pilihannya menjadi membuat keputusan yang mematuhi hukum atau tidak, bukannya keputusan yang berhubungan dengan moral.

Uji Peraturan/Standar Profesional

Berhubungan dengan pelanggaran peraturan atau kode etik.

Uji Intuisi

Langkah ini mengandalkan tingkatan perasaan dan perasaan Anda dalam merasakan apakah ada yang salah dengan situasi ini. Uji intuisi ini akan mengabaikan apakah tindakan ini sejalan atau berlawanan dengan nilai-nilai yang Anda yakini. 

Uji Halaman Depan Al Quran

Apa yang akan Anda rasakan bila keputusan ini dipublikasikan pada halaman depan dari koran dan sesuatu yang Anda anggap sebagai ranah pribadi Anda tiba-tiba menjadi konsumsi masyarakat? Bila Anda merasa tidak nyaman membayangkan hal itu akan terjadi, kemungkinan besar Anda sedang menghadapi bujukan moral atau benar-benar lawan salah. 

Uji Panutan/Idola 

Dalam langkah ini, Anda akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh seseorang yang merupakan panutan Anda, misalnya ibu Anda. Tentunya di sini fokusnya bukanlah pada ibu Anda, namun keputusan apa yang kira-kira akan dia ambil, karena dia adalah orang yang mengembalikan Anda dan orang yang sangat berarti bagi Anda. 

Langkah 5 : Pengujian Paradigma Benar lawan Benar 

Memunculkan paradigma sangat penting karena, ini bukan hanya permasalahan namun membawa penajaman pada fokus kenyataan bahwa situasi ini betul-betul mempertentangkan antara dua nilai-nilai inti kebaikan yang sama-sama penting.

Langkah 6 : Melakukan Prinsip Resolusi , yang terdiri dari 3 prinsip berpikir yaitu:

Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

Berpikir Berbasis Rasa Peduli

Langkah 7 : Investigasi Opsi Trilema 

Mencari opsi yang ada di antara 2 opsi. Apakah ada cara untuk berkompromi dalam situasi ini. Terkadang akan muncul sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikirkan sebelumnya yang bisa saja muncul di tengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah.

Langkah 8 : Buat Keputusan

Langkah 9, Tinjau lagi keputusan dan refleksikan

12.Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi dilema moral? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini saya pernah menerapkan pengambilan keputusan dalam situasi dilema moral. Perbedaanya pada saat itu saya tidak mengetahui apakah kasus yang terjadi pada saya ini termasuk dilema etika ataukah bujukan moral? Sayapun belum mengetahui paradigma dan prinsip apa yang saya gunakan pada saat itu serta bagaimana langkah-langkah yang benar pada saat pengambilan keputusan.

13.Bagaimana dampak mempelajari konsep ini bagi Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti modul pembelajaran ini?

Setelah saya mempelajari modul ini, dampaknya saya mampu membedakan setiap kasus yang saya hadapi apakah termasuk dilema etika ataukah bujukan moral. Selanjutnya saya mengetahui paradigma apa yang terjadi pada kasus saya, sehingga saya mampu menggunakan prinsip serta langkah-langkah pengambilan keputusan yang tepat.

14. Dianggap penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

sangat penting bagi saya mempelajari modul ini. Karena materi dari modul ini sangat membantu saya dalam mempraktekkan pengambilan keputusan yang benar. Selain itu saya dapat mengidentifikasi setiap kasus yang terjadi sehingga mampu menemukan solusi yang tepat dalam menyelesaikan masalah.

Comments